Direktur PNL: Satu Bulan Mendidik Jiwa, Sebelas Bulan Menuai Hikmahnya

Lhokseumawe, 3 Maret 2025 - Cahaya Ramadhan kembali menyapa, mengetuk hati setiap insan untuk kembali pada fitrah, membersihkan jiwa, dan menapaki jalan keberkahan. Masjid Al-Bayan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) menjadi saksi kehangatan tausiah Ramadhan yang disampaikan oleh Direktur PNL, Dr. (C) Ir. Rizal Syahyadi, ST. M.Eng.Sc. IPM. ASEAN.Eng. APEC.Eng, usai shalat Zuhur.

 

Dalam tausiah penuh makna, beliau mengingatkan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga bulan pelatihan spiritual yang mengasah ketakwaan. “Ramadhan adalah madrasah kehidupan, tempat kita mendidik diri agar siap menghadapi sebelas bulan ke depan dengan lebih baik,” ungkapnya.

 

Lebih dari sekadar ibadah puasa, Ramadhan adalah momentum bagi setiap muslim untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih peduli, dan lebih dekat kepada Allah. Selama satu bulan penuh, kita dilatih untuk menahan amarah, menjaga lisan, dan memperbanyak amal kebajikan. Dengan harapan, nilai-nilai yang ditanamkan selama Ramadhan dapat terus bersemi dan berbuah sepanjang sebelas bulan berikutnya. "Satu bulan mendidik jiwa, sebelas bulan menuai hikmahnya. Jika Ramadhan adalah benih, maka sebelas bulan berikutnya adalah ladang tempat kita menuai kebaikan yang telah kita tanam," terangnya. 

 

Ia juga mengajak seluruh civitas akademika PNL untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momentum meningkatkan ibadah, membaca Al-Qur’an, memperbanyak dzikir, menebar sedekah, serta melaksanakan ibadah sunnah. “Doa di bulan ini diijabah, namun ada syaratnya, hati yang bersih, makanan dan pakaian yang halal, serta ketulusan dalam berdoa,” pesannya.

 

Sebagai bulan penuh ampunan, Ramadhan juga menjadi kesempatan untuk saling memaafkan. “Bulan ini adalah bulan pemutihan, bulan rahmat, dan bulan pembebasan dari api neraka. Maka, mari kita buka hati, saling berlapang dada, dan merajut kebersamaan dalam kebaikan,” lanjutnya.

 

Dalam tausiah tersebut, Direktur PNL juga menegaskan pentingnya menjaga kesabaran dan memperkokoh persaudaraan di lingkungan akademik. “Sebagai bagian dari keluarga besar PNL dan abdi negara, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai ajang meningkatkan kualitas diri dan pengabdian,” tuturnya.

 

Ia menambahkan, kesuksesan menjalani satu bulan Ramadhan bukan sekadar ditandai dengan selesainya ibadah puasa, tetapi sejauh mana kita mampu membawa spirit Ramadhan ke dalam sebelas bulan berikutnya. Jika di bulan suci ini kita mampu menjaga lisan, mengontrol hawa nafsu, dan memperbanyak amal kebajikan, maka seharusnya nilai-nilai tersebut tetap melekat dalam keseharian kita setelah Ramadhan berlalu.

 

Agenda tausiah singkat usai shalat Zuhur di bulan Ramadhan telah menjadi tradisi tahunan di PNL, sebagai wujud komitmen dalam menanamkan nilai-nilai spiritual bagi seluruh civitas akademika. Semoga Ramadhan ini membawa keberkahan dan mempertemukan kita dengan Ramadhan berikutnya dalam keadaan yang lebih baik. [HumasPNL]