HME PNL Gelar Seminar “Kartini dan Industri”: Dorong Kampus Inklusif dan Bebas Kekerasan
Lhokseumawe - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) menyelenggarakan seminar bertajuk “Kartini dan Industri” pada Rabu, 7 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai III Gedung Teknik Elektro ini dibuka oleh Sekretaris Jurusan Teknik Elektro, T. Hasanuddin Pakeh, ST., M.Eng., dan menghadirkan narasumber dari kalangan kampus maupun industri.
Seminar ini menghadirkan Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) PNL, Novi Quintena Rahayu, SH., MH., serta Sekretaris Satgas PPKS, Siti Aminah, SE., MSM., dan juga praktisi dari dunia industri, Muhammad Daniel. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan Jurusan Teknik Elektro PNL.
Dengan mengangkat tema “Membangun Industri dan Kampus yang Inklusif dan Ramah bagi Semua serta Mengembangkan Kesadaran tentang Kekerasan Seksual”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kepedulian mahasiswa terhadap pentingnya menciptakan lingkungan kampus dan industri yang aman, setara, dan bebas dari kekerasan.
Dalam sesi pemaparannya, Ketua Satgas PPKS PNL, Novi Quintena Rahayu, menekankan bahwa keberadaan Satgas merupakan bentuk komitmen institusi dalam memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh civitas akademika. Ia menyoroti berbagai faktor penyebab kekerasan seksual, dampak psikologis yang ditimbulkan seperti trauma, depresi, dan hilangnya rasa percaya diri, serta pentingnya edukasi dan pencegahan sejak dini.
Sementara itu, Sekretaris Satgas PPKS, Siti Aminah, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian sosialisasi Satgas PPKS yang bertujuan membangun budaya kampus yang sehat dan inklusif. Ia juga mengapresiasi peran aktif HME sebagai mitra strategis dalam menyampaikan edukasi penting kepada mahasiswa.
Partisipasi praktisi industri, Muhammad Daniel, memperkaya perspektif seminar dengan menyampaikan realita dan tantangan yang dihadapi perempuan di dunia kerja, serta pentingnya budaya kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender di sektor industri.
Melalui kegiatan ini, HME PNL tidak hanya memperingati perjuangan Kartini, tetapi juga memperkuat semangat kesetaraan, pemberdayaan perempuan, dan upaya kolektif menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi seluruh civitas akademika. [HumasPNL]